--: Dewata News -- Media Partner Informasi Anda :--
 photo Dewata_zps19e63d5d.gif
Anggota DPRD Bali ini Menyebut Banyak Tempat Suci = Banyak Koruptor

Anggota DPRD Bali ini Menyebut Banyak Tempat Suci = Banyak Koruptor

Nyoman Tirtawan (Nasdem)

BULELENG, entah apa yang dipikiran Nyoman Tirtawan (Facebook) yang ternyata merupakan salah satu anggota DPRD Provinsi Bali dari Dapil 5 Buleleng yang juga merupakan kader Partai Nasdem hingga bisa menyimpulkan bahwa banyak tempat suci sama dengan banyak koruptor. Hal inilah yang menjadi perbincangan hangat seakarang di media sosial Facebook group "SUARA BULELENG". Pengguna Facebook yang menggunakan nama Nyoman Tirtawan menjadi perbincangan lantaran komentarnya yang dianggap tidak patut untuk di posting. banyak komentar yang ingin menanyakan apa maksud beliau memberikan komentar yang berbau SARA tersebut. Berikut percakapan lengkapnya.




























































































Nyoman Tirtawan (Nasdem)

BULELENG, entah apa yang dipikiran Nyoman Tirtawan (Facebook) yang ternyata merupakan salah satu anggota DPRD Provinsi Bali dari Dapil 5 Buleleng yang juga merupakan kader Partai Nasdem hingga bisa menyimpulkan bahwa banyak tempat suci sama dengan banyak koruptor. Hal inilah yang menjadi perbincangan hangat seakarang di media sosial Facebook group "SUARA BULELENG". Pengguna Facebook yang menggunakan nama Nyoman Tirtawan menjadi perbincangan lantaran komentarnya yang dianggap tidak patut untuk di posting. banyak komentar yang ingin menanyakan apa maksud beliau memberikan komentar yang berbau SARA tersebut. Berikut percakapan lengkapnya.




























































































Anggota DPRD Bali ini Menyebut Banyak Tempat Suci = Banyak Koruptor
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgS10lkV65HKUEffMfbhZ0vnFtQxWQPrXZZxSpjjSTVgX1rf-Bc0V4qeCHPHYjbZisRWL5PdsbeQtF0QrOWnpQFh_Ax0KTWqM0qscfQNjhbiDVJE23n5isV-GHrnaalHjRT0xaE9954ow/s72-c/tirt.jpg
Baca
Anggota DPRD Ini Menyebut Banyak Tempat Suci = Banyak Koruptor

Anggota DPRD Ini Menyebut Banyak Tempat Suci = Banyak Koruptor



nyoman tirtawan Facebook

BULELENG, entah apa yang dipikiran Nyoman Tirtawan (Facebook) yang ternyata merupakan salah satu anggota DPRD Provinsi Bali dari Dapil 5 Buleleng yang juga merupakan kader Partai Nasdem hingga bisa menyimpulkan bahwa banyak tempat suci sama dengan banyak koruptor. Hal inilah yang menjadi perbincangan hangat seakarang di media sosial Facebook group "SUARA BULELENG". Pengguna Facebook yang menggunakan nama Nyoman Tirtawan menjadi perbincangan lantaran komentarnya yang dianggap tidak patut untuk di posting. banyak komentar yang ingin menanyakan apa maksud beliau memberikan komentar yang berbau SARA tersebut. Berikut percakapan lengkapnya.

Agus Wisnaya mencoba mengkarifikasi maksud postingan tersebut















nyoman tirtawan Facebook

BULELENG, entah apa yang dipikiran Nyoman Tirtawan (Facebook) yang ternyata merupakan salah satu anggota DPRD Provinsi Bali dari Dapil 5 Buleleng yang juga merupakan kader Partai Nasdem hingga bisa menyimpulkan bahwa banyak tempat suci sama dengan banyak koruptor. Hal inilah yang menjadi perbincangan hangat seakarang di media sosial Facebook group "SUARA BULELENG". Pengguna Facebook yang menggunakan nama Nyoman Tirtawan menjadi perbincangan lantaran komentarnya yang dianggap tidak patut untuk di posting. banyak komentar yang ingin menanyakan apa maksud beliau memberikan komentar yang berbau SARA tersebut. Berikut percakapan lengkapnya.

Agus Wisnaya mencoba mengkarifikasi maksud postingan tersebut













Anggota DPRD Ini Menyebut Banyak Tempat Suci = Banyak Koruptor
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQYYnNUYtao6ZvEVYpcbt_CzxUx26FK0cc48dlJ3umomZL-Jb72eqorLR1y14c6ihrKyWBMvnYzaeXDlryBgo_ltrB6nM9xcOho43YLSAmfFc9N4bkWBlWnNqtf1HfUgaJkjr-ZtuF3A/s72-c/tirt.jpg
Baca
Apa Kabar Satasiun Relai Bali Utara???

Apa Kabar Satasiun Relai Bali Utara???

Parabola yang terpasang di perumahan

EDITORIAL

Apa kabar stasiun relai di  buleleng?? sudah lama nampaknya isu ini tidak lagi berhembus setelah sebelumnya sempat ramai diperbincangkan oleh masyarakat Buleleng. Saat ini, siaran tv nasional di Buleelng hanya bisa peroleh dengan menggunakan satelit parabola. Untuk siaran TVRI masih bisa didapatkan dengan antena UHF, itupun antena nya harus ditempatkan di ketinggian untuk mempertajam gambar. Karena kebutuhan akan tontonan hiburan yang sangat tinggi dari masyarakat Buleleng, membuat parabola menjadi barang yang harus dimiliki oleh setiap keluarga di Buleleng. Harga rata-rata satu paket parabola standar dijual Rp.800.000 - Rp.900.000 yang artinya setiap keluarga di Buleleng jika ingin mendapat siaran tv nasional harus menyisihkan ratusan hingga jutaan rupiah hanya untuk menonton tv nasional. Hal ini lah yang sering menjadi lelucon oleh masyarakat Bali selatan jika ke Bali Utara, menyebut bahwa masyarakat Buleleng kaya-kaya karena setiap rumah terpasang parabola. Karena pemandangan seperti ini jarang ditemui di bali selatan.

Saat ini mungkin sudah jarang kita melihat antena tv uhf di buleleng, buleleng sudah terlalu akrab dengan siaran TV digital, maupaun siaran TV berbayar lainnya. Padahal, televisi merupakan media yg sangat digandrungi masyarakat umumnya, mulai dari siaran berita, film, sinetron, infotainment, musik, olahraga dan lainnya.

Saat ini Liga-liga sepakbola baik liga indonesia ataupun liga-liga besar lainnya seperti liga inggris, spanyol, italy, german dll, sudah tidak dapat dirasakan oleh masyarakat buleleng pada umumnya, sebab liga-liga sepakbola tersebut akan diacak  sebelum pertandingan dimulai. Di buleleng hanya siaran tv berbayar/berlangganan saja yang bisa memperoleh siarannya. Inilah yang menjadikan Buleleng sebagai ladang bisnis yang sangat menggiurkan. Tak hanya bagi pengusaha parabola, tetapi juga bagi perusahaan tv berlangganan.



Banyak perusahaan tv berlangganan yang saat ini membuka kantor cabang di Bali Utara karena melihat fakta lapangan yang seperti itu. Kebutuhan akan hiburan tontonan televisi di Buleleng yang semakin tinggi membuat setiap orang secara sadar ataupun tidak telah dipakasa oleh keadaan seperti ini.

Kenyataan Bali Utara tidak bisa menyaksikan tayangan tv nasional melalui antena UHF adalah hal yang sangat ironi, apalagi Bali sebelah selatan tontonan seperti ini sudah lumrah, mereka tidak akan lagi untuk membeli parabola ataupun memasang tv berlangganan hanya untuk menikmati siaran tv nasional. Jangan heran jika setiap nonton bareng di Buleleng pasti akan ramai.

Sesungguhnya Buleleng sangat mudah untuk mendapatkan akses siaran tv nasional tanpa parabola yakni dengan membangun Stasiun relai televisi atau umumnya disebut stasiun pemancar TV atau satuan transmisi TV. Stasiun relai adalah suatu tempat atau lokasi yang berguna untuk memancarkan siaran televisi di wilayah yang akan dipancarkan setelah disepakati oleh pemilik stasiun televisi tersebut. Setiap stasiun relai mempunyai Pengendali siaran atau disebut dengan repeater dan transmitter. Repeater berguna untuk mengatur penerimaan siaran televisi dari studio televisi masing-masing dari kantor pusat (misalnya dari Jakarta). Stasiun relai TV umumnya ditempatkan di dataran tinggi dan jauh dari pemukiman, agar dapat memancarkan siaran televisinya ke seluruh jangkauan areanya.






Perlu keseriusan oleh pemerintah kabupaten Buleleng melalui Dinas Konunikasi dan informatika untuk membantu masyarakat buleleng agar mudah dan murah untuk mendapat tontonan televisi seperti bali selatan. Jangan sampai karena untuk alasan bisnis pedagang parabola dan tv berlangganan malah mengabaikan keinginan masyarakat banyak. jangan lagi setiap piala duna masyarakat buleleng dipaksa untuk membeli perangkat pendukung dengan harga selangit.
Parabola yang terpasang di perumahan

EDITORIAL

Apa kabar stasiun relai di  buleleng?? sudah lama nampaknya isu ini tidak lagi berhembus setelah sebelumnya sempat ramai diperbincangkan oleh masyarakat Buleleng. Saat ini, siaran tv nasional di Buleelng hanya bisa peroleh dengan menggunakan satelit parabola. Untuk siaran TVRI masih bisa didapatkan dengan antena UHF, itupun antena nya harus ditempatkan di ketinggian untuk mempertajam gambar. Karena kebutuhan akan tontonan hiburan yang sangat tinggi dari masyarakat Buleleng, membuat parabola menjadi barang yang harus dimiliki oleh setiap keluarga di Buleleng. Harga rata-rata satu paket parabola standar dijual Rp.800.000 - Rp.900.000 yang artinya setiap keluarga di Buleleng jika ingin mendapat siaran tv nasional harus menyisihkan ratusan hingga jutaan rupiah hanya untuk menonton tv nasional. Hal ini lah yang sering menjadi lelucon oleh masyarakat Bali selatan jika ke Bali Utara, menyebut bahwa masyarakat Buleleng kaya-kaya karena setiap rumah terpasang parabola. Karena pemandangan seperti ini jarang ditemui di bali selatan.

Saat ini mungkin sudah jarang kita melihat antena tv uhf di buleleng, buleleng sudah terlalu akrab dengan siaran TV digital, maupaun siaran TV berbayar lainnya. Padahal, televisi merupakan media yg sangat digandrungi masyarakat umumnya, mulai dari siaran berita, film, sinetron, infotainment, musik, olahraga dan lainnya.

Saat ini Liga-liga sepakbola baik liga indonesia ataupun liga-liga besar lainnya seperti liga inggris, spanyol, italy, german dll, sudah tidak dapat dirasakan oleh masyarakat buleleng pada umumnya, sebab liga-liga sepakbola tersebut akan diacak  sebelum pertandingan dimulai. Di buleleng hanya siaran tv berbayar/berlangganan saja yang bisa memperoleh siarannya. Inilah yang menjadikan Buleleng sebagai ladang bisnis yang sangat menggiurkan. Tak hanya bagi pengusaha parabola, tetapi juga bagi perusahaan tv berlangganan.



Banyak perusahaan tv berlangganan yang saat ini membuka kantor cabang di Bali Utara karena melihat fakta lapangan yang seperti itu. Kebutuhan akan hiburan tontonan televisi di Buleleng yang semakin tinggi membuat setiap orang secara sadar ataupun tidak telah dipakasa oleh keadaan seperti ini.

Kenyataan Bali Utara tidak bisa menyaksikan tayangan tv nasional melalui antena UHF adalah hal yang sangat ironi, apalagi Bali sebelah selatan tontonan seperti ini sudah lumrah, mereka tidak akan lagi untuk membeli parabola ataupun memasang tv berlangganan hanya untuk menikmati siaran tv nasional. Jangan heran jika setiap nonton bareng di Buleleng pasti akan ramai.

Sesungguhnya Buleleng sangat mudah untuk mendapatkan akses siaran tv nasional tanpa parabola yakni dengan membangun Stasiun relai televisi atau umumnya disebut stasiun pemancar TV atau satuan transmisi TV. Stasiun relai adalah suatu tempat atau lokasi yang berguna untuk memancarkan siaran televisi di wilayah yang akan dipancarkan setelah disepakati oleh pemilik stasiun televisi tersebut. Setiap stasiun relai mempunyai Pengendali siaran atau disebut dengan repeater dan transmitter. Repeater berguna untuk mengatur penerimaan siaran televisi dari studio televisi masing-masing dari kantor pusat (misalnya dari Jakarta). Stasiun relai TV umumnya ditempatkan di dataran tinggi dan jauh dari pemukiman, agar dapat memancarkan siaran televisinya ke seluruh jangkauan areanya.






Perlu keseriusan oleh pemerintah kabupaten Buleleng melalui Dinas Konunikasi dan informatika untuk membantu masyarakat buleleng agar mudah dan murah untuk mendapat tontonan televisi seperti bali selatan. Jangan sampai karena untuk alasan bisnis pedagang parabola dan tv berlangganan malah mengabaikan keinginan masyarakat banyak. jangan lagi setiap piala duna masyarakat buleleng dipaksa untuk membeli perangkat pendukung dengan harga selangit.
Apa Kabar Satasiun Relai Bali Utara???
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSELnI6msSK81uBSgBCz58AGtNzXA7zGlot1Go11052IAj7gV5rmiUjWLlzgdx50ehS89oKXKt5xTCbzjBQznXEnfJeaRCkU04ZBFJumd0i9BLQTGpvTn4xy-MOCl9yx3WHv9WiCDoyg/s72-c/parabola.jpg
Baca
Ada Apa Dengan Air Terjun Aling-Aling ???

Ada Apa Dengan Air Terjun Aling-Aling ???

Air Terjun Aling-aling
Air terjun aling-aling yang berada di kecamatan sukasada Buleleng ini nampaknya setahun belakangan menjadi topik pembicaraan yang tak ada habisnya. Air terjun yang memiliki panorama menakjubkan dengan air yang jernih membuat air terjun aling-aling menjadi salah satu objek wisata yang banyak digemari oleh Masyarakat Buleleng dan Indonesia pada umumnya. 

Namun entah apa penyebabnya, belakangan ini objek wisata air terjun yang menjadi salah satu unggulan di Kabupaten Buleleng ini menjadi begitu "tenget". Hal ini diakibatkan sudah banyak wisatawan yang menjadi korban. Mulai dari polisi, wisatawan, hingga pemandu wisata ikut menjadi korban. Lalu apa yang salah dengan Air terjun Aling-aling?banyak yang beranggapan bahwa ada daya mistis yang menjadi penyebab banyak nya korban meninggal di air terjun ini, namun ada pula yang beranggapan bahwa Air terjun aling-aling memiliki medan yang cukup ekstrim yang membuat siapapun yang berkunjung kesana harus siap secara fisik.

Keluar dari semua anggapan diatas, ada sesuatu yang kurang dari objek wisata ini, yaitu kurang nya rambu-rambu peringatan.  Sebagian besar korban di air terjun tersebut adalah akibat terseret arus.  kejadian terakhir yang cukup menggemparkan yakni terseretnya wisatawan bernama Mustafa (30 tahun). Dia merupakan warga Cilitan, Kramat Jati,Jakarta Timur. Jasadnya ditemukan di bawah Jembatan Desa Sangket mengarah ke Terminal Sangket berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi kejadian. Saat ditemukan, jasad korban dalam keadaan tersangkut di sela-sela bebatuan, sekitar pukul 16.30 WITA. Dengan banyaknya kejadian wisatawan yang terseret arus, seharusnya membuat dinas terkait untuk segera memasang rambu-rambu peringatan agar hal seperti ini tidak akan terulang kembali dan akan membuat objek wisata unggulan Kabupaten Buleleng ini menjadi ditinggalkan. Akan sangat disayangkan jika objek wisata yang menawarkan panorama indah tersebut suatu saat akan tinggal kenangan. Ini akan berakibat buruk dengan hilang nya mata pencarian dari masyarakat setempat yang selama ini bergantung dengan objek wisata air terjun aling-aling.

Air Terjun Aling-aling
Air terjun aling-aling yang berada di kecamatan sukasada Buleleng ini nampaknya setahun belakangan menjadi topik pembicaraan yang tak ada habisnya. Air terjun yang memiliki panorama menakjubkan dengan air yang jernih membuat air terjun aling-aling menjadi salah satu objek wisata yang banyak digemari oleh Masyarakat Buleleng dan Indonesia pada umumnya. 

Namun entah apa penyebabnya, belakangan ini objek wisata air terjun yang menjadi salah satu unggulan di Kabupaten Buleleng ini menjadi begitu "tenget". Hal ini diakibatkan sudah banyak wisatawan yang menjadi korban. Mulai dari polisi, wisatawan, hingga pemandu wisata ikut menjadi korban. Lalu apa yang salah dengan Air terjun Aling-aling?banyak yang beranggapan bahwa ada daya mistis yang menjadi penyebab banyak nya korban meninggal di air terjun ini, namun ada pula yang beranggapan bahwa Air terjun aling-aling memiliki medan yang cukup ekstrim yang membuat siapapun yang berkunjung kesana harus siap secara fisik.

Keluar dari semua anggapan diatas, ada sesuatu yang kurang dari objek wisata ini, yaitu kurang nya rambu-rambu peringatan.  Sebagian besar korban di air terjun tersebut adalah akibat terseret arus.  kejadian terakhir yang cukup menggemparkan yakni terseretnya wisatawan bernama Mustafa (30 tahun). Dia merupakan warga Cilitan, Kramat Jati,Jakarta Timur. Jasadnya ditemukan di bawah Jembatan Desa Sangket mengarah ke Terminal Sangket berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi kejadian. Saat ditemukan, jasad korban dalam keadaan tersangkut di sela-sela bebatuan, sekitar pukul 16.30 WITA. Dengan banyaknya kejadian wisatawan yang terseret arus, seharusnya membuat dinas terkait untuk segera memasang rambu-rambu peringatan agar hal seperti ini tidak akan terulang kembali dan akan membuat objek wisata unggulan Kabupaten Buleleng ini menjadi ditinggalkan. Akan sangat disayangkan jika objek wisata yang menawarkan panorama indah tersebut suatu saat akan tinggal kenangan. Ini akan berakibat buruk dengan hilang nya mata pencarian dari masyarakat setempat yang selama ini bergantung dengan objek wisata air terjun aling-aling.

Ada Apa Dengan Air Terjun Aling-Aling ???
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6dpvuPLFxgfBRSt9n144jW3dYVqdySFzAstfBh7QJsXQp_HpgKqo0RIUTNDW7qpWIWm0M05BVxLYDRGxqcS7dq64oxuGazXWOak1woCnBK5DZOxVPwFJlUEx1TLO5h2UgCauBFDbp4Q/s72-c/aling.jpg
Baca
Alasan Yang Tak Logis Mengenai Reklamasi Oleh Gubernur Pastika

Alasan Yang Tak Logis Mengenai Reklamasi Oleh Gubernur Pastika

Gubernur Bali Made Mangku Pastika

Editorial, Mega Proyek Reklamasi Teluk Benoa yang direncanakan oleh Pemprov Bali terus menuai polemik di masyarakat. Tak hanya datang dari masyarakat tanjung benoa, penolakan juga datang dari LSM lingkungan WALHI, Musisi sekelas SID dan Iwan Fals serta LSM lain nya yang tergabung dalam gerakan FORBALI. Gubernur Bali dalam setiap kesempatan selalu memberikan penjelasan bahwa proyek reklamasi tersebut adalah untuk kesejahteraan masyarakat Bali. Berikut beberapa alasan yang tidak logis dari Gubernur bali soal Reklamasi.

1. Pulau Bali Semakin Kecil atau Ceking
Gubernur Bali mengeluarkan statemen bahwa proyek reklamasi tersebut digulirkan karena beliau berpikir semakin hari pulau bali ini semakin kecil/ceking. ditambahkan pula bahwa pemerintah bali harus segera membuat daratan baru jika tidak ingin pulau bali ini habis dimakan abrasi. Alasan pulau Bali semakin Ceking dijadikan sebagai alasan reklamasi adalah hal yang lucu sekaligus menggelitik. pertanyaan nya sekarang, Seberapa urgent nya sih Bali perlu nambah Dataran Baru??dari statemen tersebut jelas terlihat bahwa Gubernur menganggap Bali itu hanya Bali Selatan padahal masih ada Bali Utara,barat dan timur yang pembangunannya masih minim. Alasan mereklamasi untuk menanggulangi abrasi juga makin lucu. ini sama halnya dengan membunuh nyamuk dengan rudal padahal cukup dengan tangan nyamuk pasti mati. Abrasi itu bisa diminimalisir dengan cara membangun pemecah gelombang disandingkan dengan Hutan Bakau. Hutan bakau sangat efektif untuk mencegah abrasi dan itu sesuai dengan teori-teori lingkungan yang diajarkan dari kita SD. Disekolah tidak pernah kita diajarkan menanggulangi abrasi dengan reklamasi. Mungkin dengan kejadian ini, besok-besok jika ibu/pak guru menanyakan cara menanggulangi abrasi jawab lantang dengan mengatakan reklamasi. jika ditanya dari mana dapat teori bilang saja dari gubernur bali. Jadi alasan reklamasi untuk mencegah abrasi adalah alasan yang lucu dan dibuat-buat.

2. Menciptakan Lapangan Kerja Untuk Masyarakat Bali
Tentu alasan ini cukup masuk di akal. Dengan adanya mega proyek reklamasi ini akan dapat menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang besar. Tapi pertanyaan nya sekarang apakah masyarakat Bali akan diutamakan untuk menjadi bagian pada proyek tersebut??pertanyaan selanjutnya apakah ada kepastian baik dari pemprov maupun kontraktor bahwa mayoritas yang bekerja nantinya adalah orang Bali?? jawabannya sangat mudah. kita tengok saja beberapa mega proyek di Bali seperti Pembangunan bendungan Titab di Bali Utara, Pembangunan PLTU Celukan Bawang atau lihat proyek jalan TOL diatas laut, berapa persen sih orang Bali yang dipekerjakan??tidak sampai 40 %, itupun orang Bali hanya dapat di posisi pekerjaan kasarnya, Untuk posisi yang strategis sangat sedikit orang Bali yang diberi kesempatan. Dengan SDM bali yang saat ini belum mumpuni, sudah akan jelas tergambar bahwa nantinya orang Bali tidak akan diutamakan. karena kontraktor proyek juga akan membawa orang-orang dari luar bali untuk ikut bersaing.

3. Menciptakan Ikon Pariwisata Baru
Alasan selanjutnya yang diutarakan oleh Gubernur Bali soal reklamasi adalah untuk menciptakan ikon pariwisata baru. " toris-toris itu sekarang sudah bosen liat objek wisata yang itu-itu saja, perlu kita menambah objek wisata baru". Mungkin pak Gubernur yang kita cintai ini sudah lupa atau pura-pura lupa. Turis baik domestik atau mancanegara itu berlibur ke Bali bukan mencari Hotel yang tinggi-tinggi, gedung pencakar langit atau pulau buatan. Mereka itu datang ke Bali untuk melihat dari dekat adat, tradisi dan budaya Bali. Selain melihat tradisi bali, mereka juga terpesona dengan keindahan alam yang masih natural dan ajeg. kalau mau menciptakan ikon pariwisata baru coba di buktikan itu membangun patung GWK yang masih termutilasi sampai sekarang. jadi alsan yang dikemukakan itu sangat tidak masuk di logika. Bali itu di serbu turis karena budaya dan alamnya. karena masyarakat bali masih menjaga adat dan tradisi leluhur. kalau adat dan budaya itu sudah tidak ada lagi di Bali, tentu bali tidak akan lagi menjadi destinasi wisata dunia. bali akan kehilangan jati dirinya, Bali akan sama saja dengan negara-negara yang tidak memiliki budaya.

4. Lulusan Kampus ISI Akan Menari Dimana
LUCU mungkin itu kesan yang terasa saat mendengar alasan pak gubernur bali ini. Statemen ini terekam saat Gubernur Bali Membuka rapat koordinasi dan diskusi terbuka di kantor gubernur. " saya merasa kasihan dengan para mahasiswa ISI yang sudah di wisuda, mau ngigel kemana mereka?" lhooo....kok jadi alsannya makin kacau gitu? kok bisa seorang sekaliber gubernur berbicara demikian. memang kalau ada reklamasi lulusan ISI tersebut akan bisa menari disana??bukannya menambah sanggar-sangar tari ini malahan buat pulau baru. Pak gubernur juga lupa kalau lulusan ISI tidak hanya menari tapi ada seni-seni yang lain. Terus seni-seni yang lain pada dikemanakan pak? yang ada itu pemprov bali mensejahterakan para seniman-seniman Bali. Seniman Tua saja masih banyak yang kurang sejahtera dan minim perhatian dari pemerintah bali, apa lagi mau ngurus yang muda-muda. Buatkan sebuah wadah untuk para seniman agar bisa disalurkan ke luar negeri. agar mereka bisa menyebarluaskan kesenian Bali. Seniman-seniman Bali sudah banyak yang ke luar negeri. namun sayang nya mereka merogoh kantong sendiri untuk berangkat ke luar negeri.


Lihat video selengkapnya di https://www.youtube.com/watch?v=CceZvxdUQoA
Gubernur Bali Made Mangku Pastika

Editorial, Mega Proyek Reklamasi Teluk Benoa yang direncanakan oleh Pemprov Bali terus menuai polemik di masyarakat. Tak hanya datang dari masyarakat tanjung benoa, penolakan juga datang dari LSM lingkungan WALHI, Musisi sekelas SID dan Iwan Fals serta LSM lain nya yang tergabung dalam gerakan FORBALI. Gubernur Bali dalam setiap kesempatan selalu memberikan penjelasan bahwa proyek reklamasi tersebut adalah untuk kesejahteraan masyarakat Bali. Berikut beberapa alasan yang tidak logis dari Gubernur bali soal Reklamasi.

1. Pulau Bali Semakin Kecil atau Ceking
Gubernur Bali mengeluarkan statemen bahwa proyek reklamasi tersebut digulirkan karena beliau berpikir semakin hari pulau bali ini semakin kecil/ceking. ditambahkan pula bahwa pemerintah bali harus segera membuat daratan baru jika tidak ingin pulau bali ini habis dimakan abrasi. Alasan pulau Bali semakin Ceking dijadikan sebagai alasan reklamasi adalah hal yang lucu sekaligus menggelitik. pertanyaan nya sekarang, Seberapa urgent nya sih Bali perlu nambah Dataran Baru??dari statemen tersebut jelas terlihat bahwa Gubernur menganggap Bali itu hanya Bali Selatan padahal masih ada Bali Utara,barat dan timur yang pembangunannya masih minim. Alasan mereklamasi untuk menanggulangi abrasi juga makin lucu. ini sama halnya dengan membunuh nyamuk dengan rudal padahal cukup dengan tangan nyamuk pasti mati. Abrasi itu bisa diminimalisir dengan cara membangun pemecah gelombang disandingkan dengan Hutan Bakau. Hutan bakau sangat efektif untuk mencegah abrasi dan itu sesuai dengan teori-teori lingkungan yang diajarkan dari kita SD. Disekolah tidak pernah kita diajarkan menanggulangi abrasi dengan reklamasi. Mungkin dengan kejadian ini, besok-besok jika ibu/pak guru menanyakan cara menanggulangi abrasi jawab lantang dengan mengatakan reklamasi. jika ditanya dari mana dapat teori bilang saja dari gubernur bali. Jadi alasan reklamasi untuk mencegah abrasi adalah alasan yang lucu dan dibuat-buat.

2. Menciptakan Lapangan Kerja Untuk Masyarakat Bali
Tentu alasan ini cukup masuk di akal. Dengan adanya mega proyek reklamasi ini akan dapat menyerap tenaga kerja dengan jumlah yang besar. Tapi pertanyaan nya sekarang apakah masyarakat Bali akan diutamakan untuk menjadi bagian pada proyek tersebut??pertanyaan selanjutnya apakah ada kepastian baik dari pemprov maupun kontraktor bahwa mayoritas yang bekerja nantinya adalah orang Bali?? jawabannya sangat mudah. kita tengok saja beberapa mega proyek di Bali seperti Pembangunan bendungan Titab di Bali Utara, Pembangunan PLTU Celukan Bawang atau lihat proyek jalan TOL diatas laut, berapa persen sih orang Bali yang dipekerjakan??tidak sampai 40 %, itupun orang Bali hanya dapat di posisi pekerjaan kasarnya, Untuk posisi yang strategis sangat sedikit orang Bali yang diberi kesempatan. Dengan SDM bali yang saat ini belum mumpuni, sudah akan jelas tergambar bahwa nantinya orang Bali tidak akan diutamakan. karena kontraktor proyek juga akan membawa orang-orang dari luar bali untuk ikut bersaing.

3. Menciptakan Ikon Pariwisata Baru
Alasan selanjutnya yang diutarakan oleh Gubernur Bali soal reklamasi adalah untuk menciptakan ikon pariwisata baru. " toris-toris itu sekarang sudah bosen liat objek wisata yang itu-itu saja, perlu kita menambah objek wisata baru". Mungkin pak Gubernur yang kita cintai ini sudah lupa atau pura-pura lupa. Turis baik domestik atau mancanegara itu berlibur ke Bali bukan mencari Hotel yang tinggi-tinggi, gedung pencakar langit atau pulau buatan. Mereka itu datang ke Bali untuk melihat dari dekat adat, tradisi dan budaya Bali. Selain melihat tradisi bali, mereka juga terpesona dengan keindahan alam yang masih natural dan ajeg. kalau mau menciptakan ikon pariwisata baru coba di buktikan itu membangun patung GWK yang masih termutilasi sampai sekarang. jadi alsan yang dikemukakan itu sangat tidak masuk di logika. Bali itu di serbu turis karena budaya dan alamnya. karena masyarakat bali masih menjaga adat dan tradisi leluhur. kalau adat dan budaya itu sudah tidak ada lagi di Bali, tentu bali tidak akan lagi menjadi destinasi wisata dunia. bali akan kehilangan jati dirinya, Bali akan sama saja dengan negara-negara yang tidak memiliki budaya.

4. Lulusan Kampus ISI Akan Menari Dimana
LUCU mungkin itu kesan yang terasa saat mendengar alasan pak gubernur bali ini. Statemen ini terekam saat Gubernur Bali Membuka rapat koordinasi dan diskusi terbuka di kantor gubernur. " saya merasa kasihan dengan para mahasiswa ISI yang sudah di wisuda, mau ngigel kemana mereka?" lhooo....kok jadi alsannya makin kacau gitu? kok bisa seorang sekaliber gubernur berbicara demikian. memang kalau ada reklamasi lulusan ISI tersebut akan bisa menari disana??bukannya menambah sanggar-sangar tari ini malahan buat pulau baru. Pak gubernur juga lupa kalau lulusan ISI tidak hanya menari tapi ada seni-seni yang lain. Terus seni-seni yang lain pada dikemanakan pak? yang ada itu pemprov bali mensejahterakan para seniman-seniman Bali. Seniman Tua saja masih banyak yang kurang sejahtera dan minim perhatian dari pemerintah bali, apa lagi mau ngurus yang muda-muda. Buatkan sebuah wadah untuk para seniman agar bisa disalurkan ke luar negeri. agar mereka bisa menyebarluaskan kesenian Bali. Seniman-seniman Bali sudah banyak yang ke luar negeri. namun sayang nya mereka merogoh kantong sendiri untuk berangkat ke luar negeri.


Lihat video selengkapnya di https://www.youtube.com/watch?v=CceZvxdUQoA
Alasan Yang Tak Logis Mengenai Reklamasi Oleh Gubernur Pastika
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMpoFAa68jiSTguS4Aq4afPqnXxMqxT6EUZ6ADRAlDggD5EJVL9ON0r20tFmK_tl3MZig578PdcTfkwRDXcoQVvtw2Pj8ynS53pxlK1OLtp1LPlXWNQVVA8Q9t5OGP7DK_nUo0ignUSA/s72-c/pastika.jpg
Baca
Ini Dia Video Rekaman CCTV Aksi Pencurian Oleh Ibu Muda di Seririt

Ini Dia Video Rekaman CCTV Aksi Pencurian Oleh Ibu Muda di Seririt

Seririt, Seorang Ibu Rumah Tangga ditangkap oleh jajaran polsek seririt pada minggu (11/01/15), Ibu rumah tangga yang akhirnya diketahui bernama Nur warga Kelurahan Kampung Kajanan Kecamatan Buleleng ditangkap berkat aksi dari pemilik butik "Amore" seririt yang melakukan pengecekan terhadap rekaman CCTV yang terpasang pada butik miliknya. Dalam rekaman tersebut terlihat seorang ibu muda yang sedang menggendong anaknya berpura-pura untuk membeli kain. Saat kasir butik sedang lengah, Ibu Nur memasukan kain satu persatu kedalam bajunya. Aksi pencurian tersebut terjadi selama 5 menit. Setelah itu Ibu Nur langsung meninggalkan lokasi dengan beralasan ingin mengambil uang di ATM untuk membayar kain yang ia pilih sebelumnya.
Mengetahui butiknya telah kecurian, pemilik butik mencari wanita yang terlihat pada rekaman CCTV ke arah timur dari kota seririt. Dari hasil pengejaran tersebut, akhirnya wanita yang diduga melakukan aksi pengutilan tersebut ditangkap oleh pemilik butik di daerah desa Den Carik yang kemudian dibawa ke polsek seririt untuk menanggung jawabkan aksi kejahatannya.
Sementara, dari keterangannya di hadapan penyidik, Pelaku Nur mengaku khilaf melakukan aksi itu lantaran telah diceraikan oleh suaminya.

Seririt, Seorang Ibu Rumah Tangga ditangkap oleh jajaran polsek seririt pada minggu (11/01/15), Ibu rumah tangga yang akhirnya diketahui bernama Nur warga Kelurahan Kampung Kajanan Kecamatan Buleleng ditangkap berkat aksi dari pemilik butik "Amore" seririt yang melakukan pengecekan terhadap rekaman CCTV yang terpasang pada butik miliknya. Dalam rekaman tersebut terlihat seorang ibu muda yang sedang menggendong anaknya berpura-pura untuk membeli kain. Saat kasir butik sedang lengah, Ibu Nur memasukan kain satu persatu kedalam bajunya. Aksi pencurian tersebut terjadi selama 5 menit. Setelah itu Ibu Nur langsung meninggalkan lokasi dengan beralasan ingin mengambil uang di ATM untuk membayar kain yang ia pilih sebelumnya.
Mengetahui butiknya telah kecurian, pemilik butik mencari wanita yang terlihat pada rekaman CCTV ke arah timur dari kota seririt. Dari hasil pengejaran tersebut, akhirnya wanita yang diduga melakukan aksi pengutilan tersebut ditangkap oleh pemilik butik di daerah desa Den Carik yang kemudian dibawa ke polsek seririt untuk menanggung jawabkan aksi kejahatannya.
Sementara, dari keterangannya di hadapan penyidik, Pelaku Nur mengaku khilaf melakukan aksi itu lantaran telah diceraikan oleh suaminya.

Ini Dia Video Rekaman CCTV Aksi Pencurian Oleh Ibu Muda di Seririt
Baca
Buleleng Mekorot Festival, Ajang Bagi Pecinta Adu Layangan

Buleleng Mekorot Festival, Ajang Bagi Pecinta Adu Layangan



BULELENG,
Kabupaten Buleleng seakan tidak pernah sepi dari kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Setelah sebelumnya sukses dengan Buleleng Festival dan Buleleng Endek Carnival, kini masyarakat buleleng khususnya pencinta permainan layang-layang akan disuguhi Buleleng Mekorot Festival 26 September nanti di kawasan Lovina yang diselenggarakan JCI ( Junior Chamber International) dan didukung oleh Wirausaha Muda Singaraja, Komunitas Anak Alam, dan Buleleng Community.

Ditemui usai beraudiensi dengan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST diruang kerjanya 15/9, salah satu panitia Gung Weda mengatakan latar belakang digelarnya Buleleng Mekorot Festival adalah untuk melestarikan budaya "mekorot" yang merupakan permainan layang-layang khas Buleleng. Pesertanya pun dari anak-anak hingga dewasa "Kami ingin memberikan pengalaman baru akan festival layang-layang dengan taste yang berbeda dari biasanya" ucapnya.

Yang membedakan dalam Festival Mekorot ini, panitia juga melakukan aksi bersih-bersih dengan pengumpulan sampah plastik dari peserta yang nantinya bisa ditukarkan dengan layang-layang. Selain itu, panitia nantinya akan mengumpulkan buku dan alat tulis dari peserta lomba yang nantinya akan disalurkan kepada adik asuh dari Buleleng Community dan Komunitas Anak Alam."Selain hiburan, kompetisi juga ada edukasi sampah plastik kepada masyarakat" tambahnya.

Bupati Putu Agus Suradnyana, usai menerima panitia Buleleng Mekorot Festival mendukung pelaksanaan lomba yang diyakini akan menjadi event besar ditahun mendatang. Bupati melihat, Festival Mekorot sesuai dengan terjemahan jiwa masyarakat Buleleng yaitu jengah dan berjiwa kompetisi. Bupati Agus berharap, Festival Mekorot bisa menjadi calender event setiap tahun untuk menambah agenda pariwisata Buleleng. "Karena ini baru pertama kali, maka tahun depan kita perluas cakupan kompetisinya ketingkat nasional. Saya sudah sampaikan ke panitia agar berkordinasi dengan Tim Kreatif saya untuk mensukseskan event Buleleng Mekorot ini agar gema dan gaungnya lebih terasa" ulasnya.


Via : Humas Buleleng



BULELENG,
Kabupaten Buleleng seakan tidak pernah sepi dari kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat. Setelah sebelumnya sukses dengan Buleleng Festival dan Buleleng Endek Carnival, kini masyarakat buleleng khususnya pencinta permainan layang-layang akan disuguhi Buleleng Mekorot Festival 26 September nanti di kawasan Lovina yang diselenggarakan JCI ( Junior Chamber International) dan didukung oleh Wirausaha Muda Singaraja, Komunitas Anak Alam, dan Buleleng Community.

Ditemui usai beraudiensi dengan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, ST diruang kerjanya 15/9, salah satu panitia Gung Weda mengatakan latar belakang digelarnya Buleleng Mekorot Festival adalah untuk melestarikan budaya "mekorot" yang merupakan permainan layang-layang khas Buleleng. Pesertanya pun dari anak-anak hingga dewasa "Kami ingin memberikan pengalaman baru akan festival layang-layang dengan taste yang berbeda dari biasanya" ucapnya.

Yang membedakan dalam Festival Mekorot ini, panitia juga melakukan aksi bersih-bersih dengan pengumpulan sampah plastik dari peserta yang nantinya bisa ditukarkan dengan layang-layang. Selain itu, panitia nantinya akan mengumpulkan buku dan alat tulis dari peserta lomba yang nantinya akan disalurkan kepada adik asuh dari Buleleng Community dan Komunitas Anak Alam."Selain hiburan, kompetisi juga ada edukasi sampah plastik kepada masyarakat" tambahnya.

Bupati Putu Agus Suradnyana, usai menerima panitia Buleleng Mekorot Festival mendukung pelaksanaan lomba yang diyakini akan menjadi event besar ditahun mendatang. Bupati melihat, Festival Mekorot sesuai dengan terjemahan jiwa masyarakat Buleleng yaitu jengah dan berjiwa kompetisi. Bupati Agus berharap, Festival Mekorot bisa menjadi calender event setiap tahun untuk menambah agenda pariwisata Buleleng. "Karena ini baru pertama kali, maka tahun depan kita perluas cakupan kompetisinya ketingkat nasional. Saya sudah sampaikan ke panitia agar berkordinasi dengan Tim Kreatif saya untuk mensukseskan event Buleleng Mekorot ini agar gema dan gaungnya lebih terasa" ulasnya.


Via : Humas Buleleng

Buleleng Mekorot Festival, Ajang Bagi Pecinta Adu Layangan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQmBiF1QYJD5n0PwM-trt6PM0CL92s2g1dZJJ20Vbvr8ntEbWIssDUJaKxTMZUzIFFZY1iqDhDag_7pXQNj8HBhrBVmKDfDWAO7WYPHE_-6GmeLY532N9NPxid8NI89A-bSkPkJqxYgw/s72-c/10622805_10204627729114103_3404870496621313681_n.jpg
Baca
Melihat Buleleng Dimasa Keemasan

Melihat Buleleng Dimasa Keemasan

KOLEKSI FOTO TEMPO DULU BULELENG


Ahli linguistik Neubronner Herman van der Tuuk (1824-1894) untuk kediamannya di desa di sebelah selatan Singaradja

Anak Agung Panji Tisna

Baris Demang Buleleng

Bebonangan Desa Sangsit

Benteng Jagaraga

Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Buleleng

Tjelukan Bawang

Dermaga-Dermaga Kecil di Buleleng

Masyarakat Desa Pedawa

Dua Prajurit Buleleng

Dua pria Buleleng sedang beristirahat di sawah Gitgit

Gadis mencuci di saluran irigasi untuk lahan sawah di Bungkulan

Sekeha Gambelan di Desa Sangsit

Goesti Poetoe Djilantik dengan beberapa instrumen gamelan di Singaradja

Gusti Bagus Soerio dan Punggawa dari Singaradja

Gusti Ngurah Jelantik

Istana Raja Boeleleng Singaradja

Jalan raya Antosari sebelah barat dari Singaraja

Jembatan diatas Sungai Buleleng

kantor KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij)

kapal royal van der hagen di pelabuhan buleleng

Patroli Militer Belanda di Pantai Utara Bali

Proses Muat Kerbau ke Atas Kapal di Pelabuhan Buleleng

Bongkar Muatan Babi di Pelabuhan Buleleng

Para Turis dari Eropa Berkunjung Ke Desa Munduk

Pasar Buleleng

Masyarakat di Benteng Jagaraga

Proses Muat Kerbau ke Atas Kapal di Pelabuhan Buleleng

Proses Muat Kerbau ke Atas Kapal di Pelabuhan Buleleng

Mobil Pemimpin Belanda Diturunkan Dari Atas Kapal di Pelabuhan Buleleng

Pengrajin Tenun di Desa Bungkulan

Upacara Persembahan Untuk Pembangunan Landasan Bandara Buleleng (Letkol Wisnu)


Peta departemen Buleleng diproduksi pada tahun 1885 oleh surveyor asli Raden Mas Ronodirdjo bawah pengawasan Comptroller of the 1st Class di FA Sipil Liefrinck

Peta divisi Buleleng dan jembrana diproduksi pada tahun 1885 oleh surveyor asli Raden Mas Ronodirdjo bawah pengawasan Controller 1st Class FA Liefrinck

Pertanian Garam Desa Tejakula

Upacara Kremasi Mayat

Masyarakat Membawa Bunga di Pura Beji Sangsit

Patung Ganesha di Pura Menasa Sinabun

Putri Raja dari Buleleng, yang diasingkan pada tahun 1872

Rumah Perhimpunan Masyarakat buleleng

Tempat Beristirahat Gusti Ngurah Panji Sakti

Tukad Banyumala

KOLEKSI FOTO TEMPO DULU BULELENG


Ahli linguistik Neubronner Herman van der Tuuk (1824-1894) untuk kediamannya di desa di sebelah selatan Singaradja

Anak Agung Panji Tisna

Baris Demang Buleleng

Bebonangan Desa Sangsit

Benteng Jagaraga

Bongkar Muat Barang di Pelabuhan Buleleng

Tjelukan Bawang

Dermaga-Dermaga Kecil di Buleleng

Masyarakat Desa Pedawa

Dua Prajurit Buleleng

Dua pria Buleleng sedang beristirahat di sawah Gitgit

Gadis mencuci di saluran irigasi untuk lahan sawah di Bungkulan

Sekeha Gambelan di Desa Sangsit

Goesti Poetoe Djilantik dengan beberapa instrumen gamelan di Singaradja

Gusti Bagus Soerio dan Punggawa dari Singaradja

Gusti Ngurah Jelantik

Istana Raja Boeleleng Singaradja

Jalan raya Antosari sebelah barat dari Singaraja

Jembatan diatas Sungai Buleleng

kantor KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij)

kapal royal van der hagen di pelabuhan buleleng

Patroli Militer Belanda di Pantai Utara Bali

Proses Muat Kerbau ke Atas Kapal di Pelabuhan Buleleng

Bongkar Muatan Babi di Pelabuhan Buleleng

Para Turis dari Eropa Berkunjung Ke Desa Munduk

Pasar Buleleng

Masyarakat di Benteng Jagaraga

Proses Muat Kerbau ke Atas Kapal di Pelabuhan Buleleng

Proses Muat Kerbau ke Atas Kapal di Pelabuhan Buleleng

Mobil Pemimpin Belanda Diturunkan Dari Atas Kapal di Pelabuhan Buleleng

Pengrajin Tenun di Desa Bungkulan

Upacara Persembahan Untuk Pembangunan Landasan Bandara Buleleng (Letkol Wisnu)


Peta departemen Buleleng diproduksi pada tahun 1885 oleh surveyor asli Raden Mas Ronodirdjo bawah pengawasan Comptroller of the 1st Class di FA Sipil Liefrinck

Peta divisi Buleleng dan jembrana diproduksi pada tahun 1885 oleh surveyor asli Raden Mas Ronodirdjo bawah pengawasan Controller 1st Class FA Liefrinck

Pertanian Garam Desa Tejakula

Upacara Kremasi Mayat

Masyarakat Membawa Bunga di Pura Beji Sangsit

Patung Ganesha di Pura Menasa Sinabun

Putri Raja dari Buleleng, yang diasingkan pada tahun 1872

Rumah Perhimpunan Masyarakat buleleng

Tempat Beristirahat Gusti Ngurah Panji Sakti

Tukad Banyumala

Melihat Buleleng Dimasa Keemasan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgT-NP0-9u-CWVN5iRJTp1cpEYZOGCPdi7ogOgsDVv5dYiMIfxj-SrgUGQSpg7lKaR0GF0u1HfJmhPY6xeALN4KpJAtC6_NPGnWV9yCp9pwHpZops0uCxyDu8plERRhWQQYJRSh5LIrA/s72-c/Ahli+linguistik+Neubronner+Herman+van+der+Tuuk+(1824-1894)%2Buntuk%2Bkediamannya%2Bdi%2Bdesa%2Bdi%2Bsebelah%2Bselatan%2BSingaradja.jpg
Baca