photo Dewata_zps19e63d5d.gif

Apa Kabar Satasiun Relai Bali Utara???

Apa Kabar Satasiun Relai Bali Utara???
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSELnI6msSK81uBSgBCz58AGtNzXA7zGlot1Go11052IAj7gV5rmiUjWLlzgdx50ehS89oKXKt5xTCbzjBQznXEnfJeaRCkU04ZBFJumd0i9BLQTGpvTn4xy-MOCl9yx3WHv9WiCDoyg/s72-c/parabola.jpg
Parabola yang terpasang di perumahan

EDITORIAL

Apa kabar stasiun relai di  buleleng?? sudah lama nampaknya isu ini tidak lagi berhembus setelah sebelumnya sempat ramai diperbincangkan oleh masyarakat Buleleng. Saat ini, siaran tv nasional di Buleelng hanya bisa peroleh dengan menggunakan satelit parabola. Untuk siaran TVRI masih bisa didapatkan dengan antena UHF, itupun antena nya harus ditempatkan di ketinggian untuk mempertajam gambar. Karena kebutuhan akan tontonan hiburan yang sangat tinggi dari masyarakat Buleleng, membuat parabola menjadi barang yang harus dimiliki oleh setiap keluarga di Buleleng. Harga rata-rata satu paket parabola standar dijual Rp.800.000 - Rp.900.000 yang artinya setiap keluarga di Buleleng jika ingin mendapat siaran tv nasional harus menyisihkan ratusan hingga jutaan rupiah hanya untuk menonton tv nasional. Hal ini lah yang sering menjadi lelucon oleh masyarakat Bali selatan jika ke Bali Utara, menyebut bahwa masyarakat Buleleng kaya-kaya karena setiap rumah terpasang parabola. Karena pemandangan seperti ini jarang ditemui di bali selatan.

Saat ini mungkin sudah jarang kita melihat antena tv uhf di buleleng, buleleng sudah terlalu akrab dengan siaran TV digital, maupaun siaran TV berbayar lainnya. Padahal, televisi merupakan media yg sangat digandrungi masyarakat umumnya, mulai dari siaran berita, film, sinetron, infotainment, musik, olahraga dan lainnya.

Saat ini Liga-liga sepakbola baik liga indonesia ataupun liga-liga besar lainnya seperti liga inggris, spanyol, italy, german dll, sudah tidak dapat dirasakan oleh masyarakat buleleng pada umumnya, sebab liga-liga sepakbola tersebut akan diacak  sebelum pertandingan dimulai. Di buleleng hanya siaran tv berbayar/berlangganan saja yang bisa memperoleh siarannya. Inilah yang menjadikan Buleleng sebagai ladang bisnis yang sangat menggiurkan. Tak hanya bagi pengusaha parabola, tetapi juga bagi perusahaan tv berlangganan.



Banyak perusahaan tv berlangganan yang saat ini membuka kantor cabang di Bali Utara karena melihat fakta lapangan yang seperti itu. Kebutuhan akan hiburan tontonan televisi di Buleleng yang semakin tinggi membuat setiap orang secara sadar ataupun tidak telah dipakasa oleh keadaan seperti ini.

Kenyataan Bali Utara tidak bisa menyaksikan tayangan tv nasional melalui antena UHF adalah hal yang sangat ironi, apalagi Bali sebelah selatan tontonan seperti ini sudah lumrah, mereka tidak akan lagi untuk membeli parabola ataupun memasang tv berlangganan hanya untuk menikmati siaran tv nasional. Jangan heran jika setiap nonton bareng di Buleleng pasti akan ramai.

Sesungguhnya Buleleng sangat mudah untuk mendapatkan akses siaran tv nasional tanpa parabola yakni dengan membangun Stasiun relai televisi atau umumnya disebut stasiun pemancar TV atau satuan transmisi TV. Stasiun relai adalah suatu tempat atau lokasi yang berguna untuk memancarkan siaran televisi di wilayah yang akan dipancarkan setelah disepakati oleh pemilik stasiun televisi tersebut. Setiap stasiun relai mempunyai Pengendali siaran atau disebut dengan repeater dan transmitter. Repeater berguna untuk mengatur penerimaan siaran televisi dari studio televisi masing-masing dari kantor pusat (misalnya dari Jakarta). Stasiun relai TV umumnya ditempatkan di dataran tinggi dan jauh dari pemukiman, agar dapat memancarkan siaran televisinya ke seluruh jangkauan areanya.






Perlu keseriusan oleh pemerintah kabupaten Buleleng melalui Dinas Konunikasi dan informatika untuk membantu masyarakat buleleng agar mudah dan murah untuk mendapat tontonan televisi seperti bali selatan. Jangan sampai karena untuk alasan bisnis pedagang parabola dan tv berlangganan malah mengabaikan keinginan masyarakat banyak. jangan lagi setiap piala duna masyarakat buleleng dipaksa untuk membeli perangkat pendukung dengan harga selangit.

Berita Terkait Lainnya:

Share this product :

+ komentar + 2 komentar

31 Mei 2015 pukul 13.40

kalau solusinya seperti itu, kenapa di Buleleng tidak pernah terealisasi,,mohon pencerahnnya...

Anonim
1 Juni 2015 pukul 17.14

salah sendiri sudah tau kepala daerah ga punya visi membangun stasiun relay penyiaran...masih di pilih!!

Posting Komentar