photo Dewata_zps19e63d5d.gif

Tiga Desainer Nasional Didaulat Jadi Kurator DI BEC

Tiga Desainer Nasional Didaulat Jadi Kurator DI BEC
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnaXc62ttANGr8QGvAUn1mbp2UG2POpADHTXgBwwSp9PxxoO1YpByQ0AZh8OggOfR79Hl7RsxovtsLLSfuHuJfbb2hoqXygUfH3o42bAzcqpRsHPciOVp-KL7MwVJLanUecZzPQyHULA/s72-c/desainer.jpg
BULELENG,
SEJUMLAH desainer muda di Kabupaten Buleleng terlihat berbincang-bincang di sekitar ruang rapat Kantor Bappeda Buleleng. Beberapa diantaranya bahkan masih mengenakan seragam sekolah. Mereka tengah menunggu sesi konsultasi rancangan desain mereka pada tiga orang desainer yang ditunjuk sebagai kurator.
Maklum saja, selama ini desainer-desainer muda masih terpaku dengan konsep desain fashion. Sementara Buleleng Endek Carnaval yang akan berlangsung pada 10 Agustus mendatang, mewajibkan para desainer membuat konsep karnaval. Sebuah konsep yang terbilang awam di kalangan desainer pemula.
Dihadapan tiga orang desainer kondang, masing-masing Afif Ghurub Bestari, Lia Mustafa, dan I Gusti Ayu Agung Istri Sari Dewi, para desainer muda itu memaparkan konsep desain mereka. Para kurator itu pun selalu memberikan masukan untuk memperkuat konsep desain, tanpa merubah konsep dasar rancangan.
Ketiga kurator itu sudah memiliki nama kuat di bidang desain. I Gusti Ayu Agung Istri Sari Dewi sudah sering hadir dalam perhelatan desain. Desainer yang akrab disapa Gung Is merupakan desainer muda Bali yang pernah menunjukkan karyanya dalam Indonesia Fashion Week dan Jogja Fashion Week.
Sedangkan Lia Mustafa selama ini dikenal sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha dan Perancang Mode Indonesia (APPMI) Jogjakarta. Sementara Afif Ghurub Bestari adalah dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Jogjakarta, dan meraih gelar juara pada World Costume Festival di Vigan City, Filipina, tahun 2013 lalu.
Dalam kurasi siang itu, ketiga desainer itu lebih banyak memberikan masukan untuk memperkuat rancangan desain. Salah satunya memasang rangka bambu dalam rancangan desain karnaval, agar suasana karnaval lebih terasa. Selain itu juga disampaikan cara-cara penggunaan bahan lain, agar hasil desain lebih kuat dan tahan lama.
Ditemui disela-sela melakukan kurasi, Ketua APPMI Jogjakarta Lia Mustafa mengungkapkan, para peserta sudah memiliki motivasi tinggi dalam mengikuti Buleleng Endek Carnaval. Para peserta juga sudah menunjukkan daya imajinasi yang kuat dan kesesuaian dengan tema, yakni bahari.
“Hanya dari segi teknik yang mereka belum paham. Misalnya penggunaan triplek, itu kan tidak perlu karena berat. Kami beri masukan agar menggunakan bahan yang lebih ringan dan lebih mudah dibuat grafisnya. Jadi mereka bisa lebih mengeksplorasi lagi imajinasinya disana,” jelas Lia.
Ia menyatakan, para peserta sebenarnya sudah seringkali mengikuti karnaval-karnaval budaya. Hanya saja, hal tematik seperti Buleleng Endek Carnaval, adalah hal yang baru bagi mereka. Mengingat dibutuhkan daya imajinasi yang tinggi.
“Kalau karnaval budaya kan peserta ini rata-rata sudah sering. Hanya saja hal yang menggunakan kostum ekstravaganza ini memang hal baru bagi mereka, dan ini butuh daya imajinasi tinggi. Tapi secara umum, desainnya bagus-bagus, kami hanya memberi masukan hal teknis saja,” demikian Lia.

Berita Terkait Lainnya:

Share this product :