Sejenak Menengok Desa Tua di Buleleng
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjR07ImGVm6o8p9yUgCyoDBRVHFxzohLj8Gd5Ufb6ln0Wx26tveApWeMovnVytEdA7SuBEBHmGw1vpja7wxmFQFddNtPP5kGDQwyB1uDctO1pGC3q3BGAk7DDMDceoX7XbIYgq1b1_bzg/s72-c/situs-batu-gambir3.jpg
Batu Gambir Desa Julah |
Jika anda suka wisata sejarah terutama
peninggalan-peninggalan sejarah megalitik, berkunjunglah ke Desa Julah Dan Desa
Sembiran, yang terletak sekitar 30 Km timur kota Singaraja, dan merupakan
wilayah kecamatan Tejakula, Buleleng. Tidak seperti desa kuno lainnya di Bali,
Desa Julah Dan Desa Sembiran memiliki peninggalan yang sama, yaitu berupa
batu-batu besar yang diyakini berusia 2000 tahun sebelum masehi, jadi kedua
desa ini adalah desa tertua di Bali. Di Desa Julah terdapat sebuah situs yaitu
Situs Batu Gambir Upit. Dalam temuan di situs ini terdapat beberapa buah
artefak dan ekofak, baik yang merupakan temuan lepas ataupun temuan asosiasi.
Temuan lainnya berupa fragmen gerabah merupakan temuan yang paling banyak
dihasilkan dengan tipe-tipe semisal tipe piring, paus, kendi, dan tutup.
Sedangkan di Desa Sembiran, Prof. Ketut Rindjin dalam sejarah singkat Desa
Sembiran mengungkapkan, 40 perabotan kuno yang terbuat dari batu dan besi
ditemukan di kawasan Desa Sembiran pada tahun 1961 oleh R.P Soejono yang kemudian
dikelompokkan menjadi lima perabotan kuno. Ada jenis perabotan berbentuk pipih
dari besi, alat pemotong persegi dari batu, kapak tangan dari batu, palu yang
terbuat dari batu dan serpihan beberapa perabot dari batu, namun dari temuan
itu tidak satupun fosil yang ditemukan sampai sekarang, ungkap Prof. Rindjin.
Selain penemuan 40 perabotan kuno yang terbuat dari batu dan besi, di Desa
Sembiran juga ditemukan 17 Pura dengan ciri batu besar. Diperkirakan batu-batu
besar tersebut dibuat pada jaman megalithicum (jaman batu) yang digunakan
sebagai tempat persembahyangan. Dan yang paling penting adalah ditemukannya 20
prasasti perunggu dan sebagian berada di Desa Julah dan sebagian lagi di Desa
Sembiran. Prasasti ini menceritakan sejarah kedua desa ini pada masa
pemerintahan kerjaan Bali Kuna. Dan untuk melestarikan budaya desa tua ini,
telah di bangun kembali sebuah rumah tua yang sesuai dengan bentuk aslinya,
yang pembangunannya dibiaya oleh pemerintah Kabupaten Buleleng. Selain memiliki
rumah tua yang unik dan tidak ada duanya di Bali, desa-desa ini juga memiliki
potensi seni dan adat istiadat yang masih bertahan hingga saat ini, bahkan
beberapa tarian sakral masih dipentaskan pada saat pelaksanaan upacara di desa
setempat, sedangkan pada adat istiadat, warga desa sembiran masih tetap
memegang tradisi budaya lama bali baik dalam lingkungan keluarga maupun
bermasyarakat.