Pembangunan Bandara Buleleng Semakin Cerah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiy0j_cKTiQ9SbiuYt4AC-ENAGfQujzcSw3FaBOWR9McRXSUr1iH7Nob-k09VItnOjLa7hOyoc6f1llt9q1ZHzH0oaZb6Dx3BqEwDb1AK5awRZ-xzx02ERW47GC4g-nQdwv_oz0gedNqg/s72-c/bandarudara-buleleng.jpg
ilustrasi |
Akhirnya rencana lokasi pembangunan bandara internasional di belahan Bali Utara menemui jalan terang. yang
selama ini mengambang antara dua lokasi, yakni di Sumberkima dan di
Kubutambahan. Namun dari paparan PT.Pembangunan Bali Mandiri dengan
berbagai argumentasi diputuskan lokasi pembangunan bandara di Kecamatan
Kubutambahan. Atas paparan yang meyakinkan, semua pihak baik eksekutif
yang dipimpin oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, sejumlah
anggota DPRD Buleleng dan Bali , LSM, dan tokoh masyarakat yang hadir
ketika paparan itu disampaian di rumah jabatan bupati, Sabtu (8/3)
menyatakan sepakat pembangunan bandara di Kubutambahan.
Sebelum kesepatakan diputuskan, Nur Hasan Ahmad, Direktur Utama,
didampingi Ketut Suardana Linggih Komisaris utama PT Pembangunan Bali
Mandiri beserta tim teknis dan konsultan pembangunan bandara yang sudah
berpengalaman membangun bandara di luar negeri menyatakan pihaknya
dalam menentukan lokasi tidak mau melanggar regulasi. Dari semua
pertimbangan regulasi, seperti Permenhub no.69/2013- Rinbu, lalu
Bappenas PPP Book2013, Perda No.16 tahun 2009 RTRW Bali, dan Perda No,13
Tahun 2013 RTRW Buleleng akhirnya ditarik simpulan yang paling cocok
adalah Kubutambahan.
Selain itu hasil feasibility study
- FS yang dilakukan sudah disetujui oleh Direktur Jenderal Perhubungan
Udara pada bulan September 2011 dengan lokasi terpilih di Kubutambahan.
Perkembangan selanjutnya agar nantinya pengembangan bandara tidak
berdampak social karena lokasi berada di utara jalan raya, maka
dilakukan kembali studi kelayakan dengan menggeser ke selatan sebagai
solusi baru untuk menghindari dampak social , serta secara teknis dan
structural karena tanahnya bergelombang dapat dikerjakan. “ Dari
berbagai alternative simulasi yang didsikusikan secara intens dengan tim
teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, serta agar tak berdampak
social, antara lain agar tidak melalukan pemindahan pura, pemindahan
penduduk dan pemakaian sedikit mungkin sawah, maka ditemukan lokasi ke
selatan, “ paparnya.
Dalam paparan itu secara detail divisualkan hasil kajian FS 1 tahun
2009 dan diamandemen ke FS 2 tahun 2013 dengan layout Kubutabahan utara (
FS 1) dan selatan ( FS 2) melahirkan 5 alternativ layout yakni, sisi
utara 2 layout, sisi selatan 2 layout dan hybrid (utara dan selatan ) 1
layout. Kemudian atas berbagai kejian teknis, dampak social/ lingkungan,
kemudahan penyediaan lahan dsb. akhirnya diputuskan memakai layout
hybrid sebagai layout terbaik pembangunan Banda Udara Internasional Baru
Bali. Rencananya, untuk melengkapi bandara itu dibangun aerocity untuk
menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dan generator bagi lalu lintas udara.
Dalam kesempatan itu Nur Hasan juga mengungkapkan pihaknya sudah pula
melakukan kajian pembangunan bandara di Gerokgak, namun tidak
memungkinkan pembangunnya karena melangar regulasi ,sebab di wilayah
Buleleng barat terdapat kawasan hutan nasional, kawasan perlindungan
bawah laut Desa Pemuteran dan sudah adanya lapangan udara rintisan
Letkol Wisnu serta secara teknis adanya banyak gunung.
Terkait investor, Nur Hasan mengaku tidak ada masalah terhadap
investor, semua sudah siap. Dan dalam waktu dekat pihaknya akan
memaparkan hasil kajian yang telah distujui Pemkab. Buleleng ini
dihadapan Gubenur. Diharapkan pembangunan Bandara Udara Internasional
Baru Bali sudah berlangsung di tahun 2015 dan sudah beroperasi tahun
2018, karena tahun 2018 Bandara Ngurah Rai sudah tidak memadai lagi.Sumber : Pemkab Buleleng