photo Dewata_zps19e63d5d.gif

Gong "Pacek" Khas Bali Utara

Gong "Pacek" Khas Bali Utara
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7Gon6K2PRud50J3ha5Txoj8jiCBuOHYtwOccJI9VTewdaHPT3fSt2nvy6kutwjMtggxojaROzMEKc9eJmnsNhVCHEzz3Ur4vjAGGofuMyF_vuoV2ORG58u7aWZ_wSdpPq4h_QCa5lEA/s72-c/gong.jpg

Berita Buleleng,

Salah seorang seniman bondres kondang dari Buleleng, Nyoman Durpa, ternyata punya cara sendiri untuk memperkenalkan salah satu perangkat gong pacek khas Bali Utara. Ketika grup gong kebyar dari ISI Denpasar dan Sanggar Dwi Mekar Singaraja pentas mebarung serangkaian Konferensi dan Festival Budaya Bali Utara II di Gedung Sasana Budaya, Sabtu (3/8) malam, Durpa memaksa kedua grup menabuh kebyar intro Tari Terunajaya. Penabuh dari ISI Denpasar sempat kaget karena tak mempersiapkan diri untuk memainkan tabuh cepat tersebut. Namun bukan penabuh ISI namanya jika kemudian mereka tak mampu memainkan tabuh khas Buleleng itu dengan cepat dan bersih. Demikian pula Sanggar Dwi Mekar juga menunjukkan kepiawaian memainkan tabuh intro itu dengan sempurna. Yang lebih mengagetkan, Durpa kemudian meminta kedua grup menabuh secara bersamaan. Maka, dua grup itu kemudian menabuh secara bersamaan. Dan Gedung Sasana Budaya pun seperti mau runtuh. Karena keduanya memainkan tabuh intro Terunajaya itu dengan penuh semangat, cepat dan keras. Kenapa Durpa mengadu kedua grup tersebut? Ternyata Durpa ingin menunjukkan perbedaan antara perangkat gong pacek (bilah gangsa yang di-pacek) yang digunakan oleh Sanggar Dwi Mekar dan gong gantung (bilah gangsa yang digantung) yang dibawakan oleh penabuh ISI Denpasar. Menurut Durpa, gong pacek memang dibuat secara khusus untuk tabuh-tabuh cepat seperti gong kebyar. Karena, selain resonansi yang dihasilkan sangat pendek, juga karena penabuhnya tak khawatir bilah gamelan itu akan putus ketika dipukul dengan keras. "Gong pacek adalah perangkat gong khas Bali Utara, itu harus dilestarikan dan dipertahankan," katanya.

Berita Terkait Lainnya:

Share this product :