photo Dewata_zps19e63d5d.gif

Apa Kabar Buleleng - Pembahasan Berbagai macam Budaya Bali Utara

Apa Kabar Buleleng - Pembahasan Berbagai macam Budaya Bali Utara
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcaYWYDS3eDcSZD1HFWJxGrT1KTCuYHE84ajxPOe9PQVdfWR2WivFyM7gqsaV3GlSzHdQl4neZLbOGl4ImoQqZtaRtAR8h0_tNwLA7HQhu6YCQgVx3WQMTfNhcFf-6_2eTOwr1s3IC8A/s72-c/way.jpeg
wayang kaca nagesepeha
Apa Kabar Buleleng,
Hari kedua perhelatan Internasional Confrence & Festival For North Balinese Culture berlangsung hari Jumat (02/08) pagi digedung Rektorat Undiksa.
Tampil sebagai kynote speakers mantan Menteri Budpar RI Drs. Gede Ardika dan Director Academy for Performing and Creative Arts Leiden University Prof.Frans de Ruiter.  Dalam kesempatan itu Gede Ardika mengatakan tujuan dari konfrensi dan festival empat tahunan ini dalam rangka melestarikan dan merevetalisasi warisan budaya Bali Utara,antara lain untuk mendorong adanya Peraturan Daerah guna mengembangkan, melindungi dan merevitalisasi warisan budaya  Bali Utara bagi kepentingan generasi mendatang.  Kemudian Prof .Frans menyajikan penelitian artistik di Universitas Leiden dan implikasi yang mungkin untuk Bali Utara. 
Acara seminar hari kedua sangat padat terbagai dalam tiga sesi di ruang yang berbeda. Sesi sesi pertama menghadirkan Dewan pengawas LPP RRI Dra.Dwi Hernuningsih,Prof.Drs.I Dewa Komang Tantra MSc. Popo Danes, Dr. I Gede Budasi M.Ed,Dr. I Gede Artawan, I Gede Darna, Nyoman Durpa, Dr.Hardiman,Prof.Dr. Wayan Rasna, Aprodita Ema dkk. dan I Gede Maryana.
Gede Artawan yang dikenal sebagai dosen Undiksha serta sastrawan mengangkat kajian sosiokultural atas cerpen-cerpen Bali Guru Made Pasek asal Buleleng. Ditemukannya sejumlah cerpen Guru Pasek di Australia membuktikan pelopor sastra Bali modern adalah Guru Made Pasek yang berkarya sejak th.1913.
Hardiman yang dosen senirupa Undiksha, juga penulis dan kurator menyajikan tiga idiolek visual lukisan kaca Nagasepeha. Lukisan kaca di Nagasepeha dimulai oleh Jro Dalang Dyah tahun 1927. Kini lukisan ini berkembang dengan corak latar kosong, kemudian latar pemandangan hingga dekoratif. Diantara pelukis setempat ada yang menyajikan lukisan wayang yang unik merespon persoalan kekinian dari hura-hura di kafe hingga kasus korupsi. Sementera itu Wayan Rasna mengangkat keunikan bentuk kuburan di Desa Les yang memiliki pintu depan atau belakang.
Sebelum seminar dimulai peserta menikmati pameran lukisan para seniman Buleleng serta film dokumenter karya Putu Satria kusuma. Pada malam hari di Gedung Sasana Budaya akan digelar Singaraja Fusion Night.

sumber : Pemkab Buleleng

Berita Terkait Lainnya:

Share this product :